KELAS 8 PERTEMUAN 2 : DINASTI ABBASIYAH

B. Proses Berdirinya Dinasti Abbasiyah
Keruntuhan Dinasti Umayyah pada tahun 750 M menjadi tonggak awal berdirinya Dinasti Abbasiyah. Khalifah pertamanya adalah Abdullah As-Saffah bin Muhammad bin Ali bin Abdulah bin Abbas bin Abdul Muṭalib. Dinamakan Dinasti Abbasiyah karena para pendirinya adalah keturunan Abbas ibn Abdul Muṭalib, paman Nabi Muhammad Saw. Masa kekuasaan Dinasti Abbasiyah berlangsung dalam rentang waktu yang panjang, yaitu tahun 132 H/ 750 M s/d 656 H/1258 M. Dinasti Umayyah telah berhasil membawa kejayaan dunia Islam mulai dari Asia Barat, Asia Tengah, Asia Selatan, Afrika Utara hingga ke Eropa. Sementara itu, dunia Islam juga mengalami masa-masa kejayaan di bawah kekuasaan Dinasti Abbasiyah, terutama dalam bidang peradaban dan kebudayaan Islam sehingga kota Baghdad dikenal sebagai pusat peradaban dunia.

Untuk lebih jelas, uraiannya sebagai berikut.
1. Proses Pembentukan Dinasti Abbasiyah
Upaya mengalahkan Dinasti Umayyah dilatarbelakangi pemikiran tentang siapa yang berhak memimpin setelah Rasulullah meninggal. Bani Hasyim (kaum Alawiyun) sebagai keturunan Rasulullah pernah mengemukakan hal tersebut. Terdapat tiga kota utama yang menjadi pusat kegiatan untuk menegakkan kekuasaan keluarga besar paman Rasulullah, Abbas bin Abdul Muṭalib, yaitu kota al-Humaymah sebagai pusat perencanaan, kota Kufah sebagai kota penghubung, dan kota Khurasan sebagai kota gerakan langsung (lapangan).
Para keluarga Abbas melakukan berbagai strategi dan persiapan di ketiga tersebut. Salah satunya dengan mempropaganda bahwa orang-orang Abbasiyah lebih berhak dari pada Bani Umayyah atas kekhalifahan Islam. Mereka adalah keturunan Bani Hasyim yang nasabnya lebih dekat dengan Nabi Saw. Pemimpin gerakan ini adalah Imam Muhammad bin Ali, salah seorang keluarga Abbasiyah yang tinggal di Humaymah. Muhammad bin Ali tidak menonjolkan nama Bani Abbasiyah, melainkan menggunakan nama Bani Hasyim untuk menghindari perpecahan dengan kelompok Syi’ah. Strateginya berhasil menggabungkan berbagai kekuatan, terutama antara pendukung fanatik Ali bin Abi Ṭalib dengan kelompok lain.
Untuk melakukan berbagai propaganda, diangkatlah 12 propagandis yang tersebar di berbagai wilayah, seperti di Khurasan, Kufah, Irak, dan Makkah. Di antara propagandis yang terkenal adalah Abu Muslim Al-Khurasani, seorang tokoh masyarakat di Khurasan yang merasa dirugikan selama masa Dinasti Umayyah. Isu ketidakadilan yang dilontarkannya mendapat banyak sambutan dari berbagai kelompok, khususnya yang tidak senang dengan pemerintahan Bani Umayyah. Para perwakilan kelompok menyatakan kesetiaan kepada Abu Muslim al-Khurasani untuk membela Bani Hasyim dan Bani Abbas.
Gerakan dan propaganda yang dimotori oleh Muhammad bin Ali mendapat sambutan yang luar biasa dan tanggapan positif dari masyarakat, begitu juga dari golongan Mawali. Pada tahun 743 M Muhammad bin Ali meninggal. Gerakannya dilanjutkan oleh putranya bernama Ibrahim al-Imam. Ia menunjuk Abu Muslim Al-Khurasani sebagai panglima perang karena sangat ahli dalam menarik simpati berbagai kelompok. Pernah dalam waktu satu hari, ia berhasil mengumpulkan penduduk dari sekitar 60 desa di Merv. Abu Muslim mengajak kelompok yang kecewa kepada Bani Umayah
untuk mengembalikan kekhalifahan kepada Bani Hasyim, baik dari keturunan Abbas bin Abdul Muṭalib maupun dari keturunan Ali bin Abi Ṭalib. Setelah Ibrahim al-Imam meninggal, gerakan dilanjutkan oleh saudaranya bernama Abdullah bin Muhammad, yang lebih terkenal dengan nama Abul Abbas as-Ṣaffah. Ia kemudian mempercayai dan mengangkat Abu Muslim Al-Khurasani sebagai panglima
perang. Gabungan antara Abul Abbas as-Ṣaffah dengan Abu Muslim Al-Khurasani menjadi sebuah kekuatan besar yang sangat ditakuti Bani Umayyah.
Akhirnya, Dinasti Umayyah mengalami kekalahan total dalam pertempuran. Khalifah Marwan II bersama 120.000 tentaranya, yang berusaha bertahan dengan menyebrangi sungai Tigris menuju Zab Hulu (Zab Besar), berhasil dikalahkan oleh gerakan kelompok Bani Hasyim. Khalifah Marwan II tewas dalam pertempuran di Busir (wilayah al- Fayyum) tahun 132 H/750 M. Kematian Khalifah Marwan II menjadi akhir dari runtuhnya Dinasti Umayyah, sekaligus menjadi awal berdirinya Dinasti Abbasiyah.
Abul Abbas as-Ṣaffah merupakan khalifah pertamanya, sedangkan pusat kekuasaan awalnya ditempatkan di Kufah.

DIRANGKUM DI BUKU CATATAN, HASILNYA KIRIM DIBAWAH INI !!!


Komentar

Postingan populer dari blog ini

KELAS 9 PERTEMUAN 8

SKI KELAS 7